PAKIS, suaramerdeka.com -Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang menjadi salah satu sentra pengembangan buah nangka. Nangka dari lereng Merbabu ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar Magelang namun juga sampai ke Yogyakarta.
Sebagian besar bahan baku gudeg di Yogyakarta bahkan dipasok dari wilayah Pakis. Hanya saja karena pedagang Yogyakarta mengambil dari Pasar Muntilan maka mereka lebih mengenal sebagai nangka Muntilan.
Camat Pakis Wisnu Haryanto Ssos mengatakan di wilayahnya ada sekitar 2000 pohon nangka produktif. "Dari 19 desa di Pakis 18 desa diantaranya merupakan penghasil buah gori atau nangka. Terbanyak di Desa Banyusidi, Bawang, Petung dan Daseh," kata Wisnu, baru-baru ini.
Menurut Wisnu setiap hari ada pedagang dari luar daerah yang mengambil nangka dari para petani. Ia optimis jika dikembangkan dengan baik nangka bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sayangnya, harga jual buah nangka di tingkat petani masih sangat rendah. Dibanding komoditas tanaman lain, harga buah nangka kalah jauh. "Harga nangka di petani masih murah sekali. Rata-rata hanya Rp 1.000 per biji," ujarnya.
Menurut Budi, salah satu petani, para pedagang biasanya membeli buah nangka sejak masih di atas pohon. Mereka memborong seluruh buah nangka dalam satu pohon dengan harga tertentu. Pembelian borongan ini membuat harga nangka tidak bisa tinggi.
"Model borongan tidak memperhitungkan kualitas dan ukuran. Hitungannya tidak per biji lagi, tapi disamaratakan. Hanya saja jika dihitung, harganya sekitar Rp 1000 per biji baik untuk ukuran besar maupun kecil," kata Budi.
Sementara itu, petugas Mantri Tani Pakis Suyanto mengatakan, rata-rata setiap pohon dapat berbuah sekitar 10 hingga 20 biji. Jika dirawat dan dipupuk dengan baik buah yang dihasilkan akan semakin banyak dan berkualitas.
Ia menganjurkan para petani untuk menjuah buah nangka hanya setelah matang menjadi buah. Pasalnya, harga satu buah nangka bisa mencapai lebih dari Rp 15 ribu. Dengan jumlah ini, tentu petani akan memeroleh hasil yang tinggi sehingga kesejahteraan meningkat.
sumber : suara merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar