oleh Moh. Faddel Jauhar, S.Hut
Jumlah
spesies primata
di Indonesia diperkirakan antara 35 hingga 41 Jenis, dikarenakan banyaknya
temuan-temuan sub spesies yang layak
dijadikan sebagai spesies yang berdiri sendiri. Berdasarkan Arahan Konservasi
Spesies Nasional 2008-2018 Jenis Primata yang masuk dalam prioritas Tinggi dan
Sangat Tinggi antara lain sebagai Berikut: Orang
Utan Sumatera (Pongo Abeii), Bokoi
(Macaca pagensis), Bilou
(Hylobates klosii), Joja
(Presbytis potenziani), Simakobu
(Simias concolor). Sedangkan yang masuk dalam prioritas tinggi adalah Lutung banggat (Presbytis hosei), Lutung Natuna (Presbytis natuna), Bekantan (Nasalis larvatus ), Surili (Presbytis comata) dan
surili Jawa adalah salah satu spesies yang sebelumnya merupakan sub spesies
dari Surili.
Pada Taman Nasional Gunung Merbabu yang luasan sebesar 6.016 Ha. (Penataan batas kawasan Taman
Nasional oleh BPKH Wilayah XI) terdapat hanya 3 jenis Primata antara lain : Lutung
Jawa (Tracypithecus
auratus), Lutung kelabu (Presbytis
fredericae), Kera ekor panjang (Macaca
fascicularis), ketiga jenis primata ini hidup dan tersebar hampir merata
dikawasan Taman Nasional Gunung Merbabu baik disisi Barat yang yang memiliki
curah hujan tinggi maupun disisi timur Gunung yang merupakan daerah bayangan
hujan.
Salah satu primata yang hanya ditemukan di
Taman Nasional Gunung Merbabu adalah Surili
Jawa. Berdasarkan IUCN
Surili Jawa atau Javan fuscous leaf monkey (Presbytis
fredericae Sodi,1930) adalah jenis dalam kategori Endangered (dalam bahaya)
dalam red List IUCN. Di Masyarakat, jenis ini dikenal sebagai Rek-rekan sebagaimana di Gunung Slamet (Setiawan, 2007), Sedangkan dimerbabu disebut lutung
abu-abu (haryoso, 2011).
Jenis Ini adalah jenis primate yang cantik dan indah dengan warna hitam yang
kuat berkombinasi dengan warna putih yang jelas sehingga sangat menarik untuk
diamati.
Presbytis
adalah monyet dengan ukuran antara 42 s/d 62 cm dengan kepala bulat dengan
rambut membentuk jambul diatas kepala dengan
ujungnya runcing, hidung pesek dan perut besar dengan ekor lebih panjang
daripada tubuh. Ekor memiliki ketebalan yang homogen dari pangkal hingga ujung
ekor. Rambut diseluruh tubuhnya cukup tebal.
Untuk jenis Surili Jawa (Presbytis
fredericae) memiliki ciri khas yang sangat khusus, dimana saat masih kecil
seluruh tubuhnya memiliki warna abu-abu. Sedangkan saat dewasa bulu disekujur
tubuhnya berwarna hitam dengan bagian dada (ventral) berwarna putih dari
tangan, kaki hingga ekor jenis ini. Bibir mulutnya terlihat putih.
Surili jawa pada mulanya dikategorikan
dalam satu jenis dengan Surili (Presbytis comate) yang tersebar di Jawa
Barat. Surili jawa pada saat itu dianggap sebagai sub spesies dari Surili (Presbytis
comata comata) dengan nama ilmiah Presbytis comate fredericae. Sub
spesies Presbytis comata comata yang
tersebar di Jawa Barat yang tersebar digunung Halimun, Gunung Salak dll.
Sedangkan Sub Spesies Presbytis comate
fredericae yang tersebar di Jawa Tengah
mulai Gunung slamet di Jawa Tengah bagian Barat, dataran tinggi Dieng,
Gunung Merbabu hingga Gunung Lawu di Jawa Tengah bagian Timur. Kemudian untuk
Sub Spesies Presbytis comate fredericae dikategorikan sendiri menjadi spesies
dengan nama Presbytis fredericae.
Tempat tinggal Surili Jawa berada di Hutan Primer dan
Sekunder hujan Dataran tinggi dengan ketinggian 2500 mdpl. banyak terdapat
didataran tinggi dekat dengan gunung api. Surili tinggal di daerah-daerah
lereng Pegunungan dengan jurang-jurang yang tinggi, yang sulit dijangkau oleh
manusia. Surili Jawa lebih sering menkonsumsi daun
walaupun terkadang juga mengkonsumsi buah, bunga maupun biji. Jenis ini lebih
folivorius daripada jenis presbytis genus
lainnya dengan 62 % terdiri dari daun muda dan 6 % adalah daun tua.
Spesies ini masuk dalam daftar red List IUCN dengan
status Endangered yang disebabkan oleh habitat yang semakin berkurang habitat
alaminya mulai berkurang akibat kegiatan manusia dalam melakukan pemanfaatan
sumberdaya alam. Diperkirakan masih ada 1000 ekor yang masih hidup di habitat
alaminya dan hanya 4 % disisa habitat alaminya tersebut. Khusus Surili Jawa,
Jenis ini adalah jenis yang paling jarang ditemui dan rawan punah dibandingkan
dengan jenis surili (Presbytis comata).
Perkiraan jumlah populasi surili Jawa ini mencapai 3
kelompok sedangkan populasinya diperkirakan kurang dari 100 ekor yang tersebar
dalam 3 kelompok, 2 kelompok diwilayah Boyolali dan 1 kelompok diwilayah
Magelang.
Oleh karena kondisi tersebut maka diperlukan
langkah-langkah dalam upaya konservasi Surili jawa melalui identifikasi kondisi
terkini populasi dan habitatnya sehingga
dapat diketahui Rencana Aksi yang tepat dalam Pengelolaan Surili Jawa (Presbytis
fredericae) agar dapat lestari
dikawasan Taman Nasional Gunung Merbabu.
Daftar
Pustaka
Kementerian Kehutanan RI Direktorat
Jenderal PHKA, 2008 “ ARAHAN STRATEGIS KONSERVASI SPESIES NASIONAL 2008 – 2018”
dicetak dan diperbanyak oleh : JICA.
Balai Taman Nasional Gunung Merbabu,
2010. “Laporan Inventarisasi Flora Fauna” TN Gunung Merbabu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar