Selasa, 08 November 2011

Segarnya Soto Seger Mbok Giyem Boyolali




Perjalanan jauh dari Semarang-Solo atau sebaliknya tanpa mampir ke Warung Soto Seger Mbok Giyem, Boyolali, membuat perjalanan itu ada yang kurang. Warung sederhana yang terletak sekitar delapan meter dari Jalan Raya Kota Boyolali itu bisa menjadi tempat rehat.

Di depan warung soto itu tiga orang pemusik Boyolali dapat menjadi teman melepas penat dan menunggu hidangan disajikan. Baladhewe, begitu sebutan grup berbekal dua kentrung dan sebuah selo, menembangkan lagu-lagu keroncong dan campursari yang kadang diselingi dengan siulan mengikuti musik yang sedang dimainkan.


Para pengunjung dapat memesan dua jenis soto seger, yaitu soto seger daging sapi dan soto seger daging ayam. Meskipun kedua soto itu dagingnya berbeda, pelengkap soto itu sama, yaitu nasi putih, bihun, kecambah, potongan daun selada dan loncang, serta bawang merah goreng.


Yang khas dari soto itu adalah kuahnya. Kuah soto seger bening dan tidak terlalu banyak lemak. Minyak yang terapung di kuah soto menjadi penggurih rasa kuah. Apalagi jika ditambah dengan peresan jeruk nipis, kecap, dan sambal, kekuatan rasa kuah lebih terasa.


Paling pas, soto seger itu disantap dengan kerupuk karak atau kerupuk yang terbuat dari nasi kering dan sate ayam berisi telur, usus, kulit, dan daging. Kerupuk karak yang kemeriuk akan menjadi penambah gurihnya soto, sedang sate ayam melengkapi menu daging soto.


Para pengunjung tidak usah sungkan untuk meminta tambah seporsi soto seger karena harganya “ramah kantong”. Semangkuk soto seger, baik daging ayam maupun daging sapi, Rp 3.000.


Mangkuk sajiannya pun khas. Soto seger daging ayam disajikan dalam mangkuk berukuran kecil, sedang soto seger daging sapi dalam mangkuk berukuran sedang.


“Mangkuk yang berbeda itu memang disengaja untuk menunjukkan kekhasan dari kedua soto itu,” kata Sugiyem (73) yang kerap dipanggil Mbok Giyem oleh para pelanggannya.


Pada 1970, Mbok Giyem mengawali usahanya dengan membuka warung sate kambing. Setiap pagi-sore, ia berjualan sate, kemudian sore- malam berjualan soto.


Kini, warung Mbok Giyem tidak hanya warung sate dan soto. Warung itu dikembangkan anak dan cucunya menjadi warung ayam dan bebek goreng dan setiap bulan puasa membuka warung mobil Mbok Giyem.


Mbok Giyem yang selalu menerapkan prinsip kejujuran itu terus melanggengkan moto warungnya, yaitu “ana rega, ana rupa, ana rasa, lan resik”. Warung Soto Seger Mbok Giyem buka tiap hari pukul 06.00- 21.30. (Kuliner, Kompas, Hendriyo Widi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar